Kamis, 24 Desember 2015

GUNUNG BROMO

TINJAUAN

Menikmati hamparan lautan pasir luasmenyaksikan kemegahan Gunung Semeru yang menjulang menggapai langit, serta menatap indahnya Matahari beranjak keluar dari peraduannya atau sebaliknya menikmati temaram senja dari punggung bukit Bromo adalah pengalaman yang takan terlupakan saat menyambangi Bromo. 



Jangan katakan Anda pernah ke Jawa Timur bila belum menapakkan kaki di gunung api yang indah ini. Gunung Bromo di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru memiliki keunikan dengan pasir laut seluas 5.250 hektar di ketinggian 2392 m dpl. Anda dapat berkuda dan mendaki Gunung Bromo melalui tangga dan melihat Matahari terbit. Lihatlah bagaimana pesona Matahari yang menawan saat terbit dan terbenamnya akan menjadi pengalaman pribadi yang mendalam saat melihatnya secara langsung.




Gunung Bromo berasal dari kata Brahma (salah seorang Dewa agama Hindu). Bromo merupakan gunung api yang masih aktif dan terkenal sebagai ikon wisata Jawa Timur. Gunung ini tidak sebesar gunung api lainnya di Indonesia tetapi memiliki pemandangannya yang spektakuler dan dramatis. Keindahannya yang luar biasa membuat wisatawan yang mengunjunginya akan berdecak kagum.



Dari puncak Gunung Penanjakan di ketinggian 2.770 m, wisatawan dari seluruh dunia datang untuk melihat panorama Matahari terbit dari Gunung Bromo. Pemandangannya sungguh menakjubkan dan yang akan Anda dengar hanya suara jepretan kamera wisatawan saat menangkap momen yang tidak bisa didapatkan di tempat lain.



Saat sunrise di Bromo sangat luar biasa dimana Anda akan melihat latar depan Gunung Semeru yang mengeluarkan asap dari kejauhan dan Matahari bersinar terang naik ke langit. Di bawah lautan pasir Anda dapat menikmati suasananya dengan berkuda, menyusuri menggunakan kendaraan (jeep), serta cukup dengan menyeruput kopi atau teh panas akan sangat nikmat rasanya. Jangan lupa pula untuk bercengkrama dengan penduduk pribumi yang ramah untuk mendapatkan cerita menarik tentang gunung api ini.



Gunung Bromo dihuni oleh masyarakat suku Tengger yang meyakini bahwa Gunung Bromo merupakan tempat dimana seorang pangeran mengorbankan hidup untuk keluarganya. Masyarakat di sini melakukan festival Yadnya Kasada atau Kasodo setahun sekali dengan mempersembahkan sayuran, ayam, dan uang yang dibuang ke dalam kawah gunung berapi untuk dipersembahkan kepada dewa.


AKTIVITAS

KULINER, AKOMODASI, KEGIATAN

Sedikit sulit untuk mendapatkan makanan di daerah inti taman nasional. Namun jika Anda lupa membawa makanan, restoran-restoran dekat Gunung Bromo buka dari pukul 3 pagi hingga 9 malam di Desa Wonokitri, daerah Pasar Tosari. Warung-warung dan restoran-restoran tersebut menyediakan berbagai macam makanan khas Indonesia seperti ketoprak, nasi goreng, rujak cingur, bandrek, dan banyak lagi yang lainnya.
Ada banyak guesthouse dan hotel sederhana di sekitar Gunung Bromo. Guesthouse Bromo terletak di Ngadisari berjarak 3 km dari lereng kawah atau Anda dapat memilih hotel lain di Cemorolawang yang terletak di lereng kawah.

Anda juga dapat menginap di Tretes, Pasuruan, atau Malang. Inilah kota-kota terdekat ke Bromo dengan resor sejuk bernuansa pegunungan. Selain itu ada juga banyak hotel bagus yang menawarkan pemandangan spektakuler Gunung Semeru dan Gunung Arjuna.Silakan lihat juga:

1.    Java Banana Bromo     Jl. Raya Bromo, Sukapura, Probolinggo  67254    Telp.: 0335 541 193    Fax.: 0335 541 157
2.    Bromo Cottages    Tosari, Pasuruan 67177    Telp.: 0343 571 222    Fax.: 0343 571 333    Email: info@bromocottages.com
3.    Café Lava Hotel    Cemorolawang    Telp./ Fax: 0341 541 020
4.    Lava View Cottage Bromo    Cemorolawang    Telp. / Fax: 0341 541 147
5.    Hotel Bromo Permai    Cemorolawang    Telp./ Fax: 0341 541 021


Menyaksikan Matahari terbit yang spektakuler dari Gunung Bromo merupakan puncak dari wisata di Bromo.

Datanglah pada bulan Kasada/ke-sepuluh (biasanya bulan September-November) dan saksikan festival Kasada tahunan dimana suku Tengger datang ke Bromo melemparkan sesajen yang terdiri dari sayuran, ayam, dan uang ke dalam kawah gunung berapi.

Berkuda di atas lautan pasir yang hanya dimiliki taman nasional ini merupakan pengalaman tak berbanding. Lautan pasir ini begitu luas dan dengan ketinggian 2.392 meter, keunikan alam ini hanya ada di Indonesia. Lautan pasir ini terlihat mengagumkan saat matahari menyapukan sinarnya yang kejinggaan di pagi hari, terlihat jelas dari Cemorolawang, salah satu pintu masuk kawasan taman nasional ini.

Para pendaki Gunung Semeru, selalunya melakukan detour ke beberapa danau dingin yang selalu berkabut, yaitu Ranu Pani, Ranu Regulo, dan Ranu Kumbolo. Hal ini merupakan sebuah pengalihan fokus perjalanan yang mengesankan.

FOTO

Tips

Suhu udara di Gunung Bromo berkisar antara 3°-20° celcius, namun dapat berada beberapa derajat di bawah nol selama musim kemarau. Jika Anda tidak kuat dengan udara dingin, sebaiknya Anda membawa jaket, sarung tangan, dan topi atau penutup kepala lainnya. Setelah Matahari terbit cuacanya dengan cepat menjadi cukup panas di sini.

Jangan lupa membawa kamera atau handycam agar Anda dapat menangkap momen keindahan alam yang menakjubkan ini.


Dari Penanjakan ke Lautan Pasir, rute sangat curam, sehingga kendaraan roda empat biasa tidak disarankan. Berkuda, jalan kaki, atau menyewa kendaraan  4X4 dari pemandu wisata dapat menjadi alternatif. 

Anda dapat menghubungi agen perjalanan untuk mengorganisir kebutuhan dan mendapatkan tur yang menarik, berikut ini yang direkomendasikan:

Campa Tour 
No. Telepon: 081263679350
Email: info@campatour.com

BERKELILING

TRANSPORTASI

Untuk sampai ke Gunung Bromo, Anda dapat terbang dari bandara internasional Juanda Surabaya. Sriwijaya Air terbang dua kali sehari dari Jakarta ke Malang.

Dari sana, Anda dapat melanjutkan perjalanan ke Gunung Bromo dengan memesan travel agent atau mengendarai mobil dengan rute Surabaya-Pasuruan-Wonokitri-Gunung Bromo.  Perjalanaan ini menghabiskan waktu 2 sampai 4 jam.

Terdapat tiga pintu masuk lain selain jalur di atas, yaitu Desa Cemorolawang bila Anda melalui jalur lewat Probolinggo, Desa Ngadas bila Anda melalui jalur lewat Malang, dan Desa Burno bila lewat jalur dari Lumajang. Kesemua jalur ini dapat ditempuh dengan nyaman di atas kendaraan roda empat.

Biasanya rute-rute atau jalur yang digunakan ialah:
1. Pasuruan – Warung Dowo – Tosari – Wonokitri – Gunung Bromo, berjarak 71 km.
2. Malang – Tumpang – Gubuk Klakah – Jemplang – Gunung Bromo, berjarak 53 km.
3. Malang – Purwodadi – Nongkojajar – Tosari – Wonokitri – Penanjakan, berjarak 83 km.

Agar sampai tepat waktu untuk melihat sunrise, sebaiknya Anda berangkat dengan sedikit perhitungan waktu atau dapat menginap di salah satu hotel di Prigen, Tretes untuk memastikan berada di lereng kawah sebelum sunrise.


Saat di Bromo, bila Anda tidak menggunakan kendaraan pribadi, kendaraan 4X4 selalunya tersedia untuk membawa Anda dengan penyewaan yang cukup lumrah untuk mendapatkan pengalaman lain seperti ini. Memang agak mahal bila pergi dan menanggung semua biayanya sendiri. Saat berkelompok, beban biaya akan semakin ringan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar