Rabu, 23 Desember 2015

MALIOBORO

TINJAUAN
Menutup perjalanan darat dari arah Pulau Dewata, Bali, ataupun membuka lembaran petualangan pertama dari sisi barat Pulau Jawa, tak sepadan kiranya disebut sebagai perjalanan wisata bila tidak menyinggahi Yogyakarta. Layaknya Kota Roma di Italia, banyak jalan menuju Yogyakarta. Dari arah utara, Yogyakarta bagaikan kesejukan dan kesenangan ragawi yang hanya bisa ditawarkan oleh sebuah oasis. Dari barat, sensasi romantisme yang klasik menunggu jiwa-jiwa yang berharap ada lagi benih-benih cinta dan harmoni. Sedangkan dari timur, sebuah harapan akan persaudaraan dan teman sejati yang lebih berkesan menaungi setiap jengkal langkah yang terus mendekat jantung kota. Yogyakarta adalah bagian dari perjalanan yang akan mampu merubah satu persinggahan menjadi sebuah tempat untuk selalu pulang.



Setiap kota memiliki jalur yang menjadi poros kegiatan dan penabur inspirasi bagi berjuta warganya. Jalur ini menjabarkan arti dari senyuman ramah kepada tamu kota, juga kepada sesama warga. Jalur ini pula yang mendefinisikan etalase keagungan seni yang diapresiasi oleh langkah-langkah yang berhenti, terhipnotis karena keindahannya. Di Yogyakarta, jalur ini telah mencuatkan dirinya, sekaligus kota dan negaranya. Inilah jalur yang berawal dari ungkapan Maliya Saka Bara, ‘mulia dari pengembaraan’, atau ada juga yang mengartikannya ‘jalur untuk orang kecil’, bukan ningrat. Jalur ini dikenal dengan sebutan Malioboro.

Seikat kain batik terurai di tepian trotoar Jalan Malioboro, menangkap tiupan angin dari arah samping sehingga melambai bagai ingin terbang dari tangan wisatawan asing. Pengayuh becak yang bertudung caping menangkapnya dengan tawa dan sapaan berlogat Jawa. Angin kembali menghilang, tapi dua orang telah menjalin kata-kata. Skenario ini berlipat dan terus bertambah. Sedangkan panas matahari yang mengeringkan genangan air di depan Pusat Informasi Pariwisata perlahan memaksa pengunjung Jalan Malioboro melenggang di bawah keteduhan lorong-lorong bangunan kuno yang masih berdiri teguh. Semakin rapat mereka berjalan dan berlalu-lalang, semakin mesra ikatan persahabatan terjalin.

Beringhardjo seolah malu membukakan gerbangnya, tertutup jajaran penjaja kudapan asli Yogyakarta. Memasukinya seperti menjodohkan isi dompet dengan barang-barang terbaik bagi badan. Belum lagi saat malam menjelang, dimana lesehan layaknya café jalanan yang tak bekursi, bagai arena permainan bagi petualang kuliner. Redup di satu sisi tak menjadi halangan bagi band jalanan karena di sisi lain, benderangnya lampu meja selalu mengisyaratkan ‘selamat datang’ bagi para penghibur di Jalan Malioboro, rumah para seniman, dan jalur untuk saling jatuh cinta bagi para pengunjung dan tuan rumah kepada kota yang menaunginya, Yogyakarta.

AKTIVITAS

KULINER, BERBELANJA, AKOMODASI, KEGIATAN

Warung Lesehan Setelah deretan toko di Malioboro tutup, warung-warung lesehan mulai tampak memasang tenda dan menggelar tikar dan siap untuk berjualan. Warung-warung lesehan ini mulai buka dari pukul 07.00 sampai pagi. Di depan hotel Garuda sampai ke depan perkantoran Pemda Yogya, banyak digelar warung lesehan. Di sini tersedia berbagai macam makanan mulai dari ayam goreng, bebek goreng, pecel lele, burung dara goreng beserta lalapan dan sambal, sate dan yang paling terkenal sebagai makanan khas Yogya yang paling otentik ialah gudeg yogya yang disajikan bersama pelengkapnya seperti ayam, telur pindang, krecek kerupuk kulit sapi, dan terkadang dengan ceker ayam yang nikmat yang ditaburi cabai rawit utuh yang menambah cita rasa gudeg tersebut. Namun, setiap warung lesehan yang menjual gudeg di sinipun berbeda-beda dalam penyajian dan rasanya, setiap warung memiliki ciri khasnya masing-masing.
Saat bersantap makanan yang dijual di warung-warung lesehan ini, para pembeli biasanya dihibur oleh para musisi jalanan alias pengamen yang menambah semarak suasana malam hari kota Malioboro. Jangan heran jika melihat para pengamen ini berbeda dengan pengamen yang biasa kita lihat di bus atau kota-kota lainnya. Mereka tampil profesional, bahkan ada sekelompok pengamen yang membawa biola, gitar, bas betot, gendang, dll.Angkringan Satu lagi yang khas dari Yogya adalah angkringan yaitu warung berbentuk gerobak yang menyediakan serba serbi makanan lokal yang banyak terdapat di utara Stasiun Tugu yang menjual berbagai macam makanan, seperti bacang, gorengan seperti ote-ote dan tempe goreng, nasi kucing yang harganya sangat murah seharga Rp1.000,00 per bungkus, pisang rebus, dan kacang tanah rebus. Café dan Restoran
LEGIAN GARDEN RESTAURANTJl. Perwakilan (Malioboro) Lantai 2 No. 9 YogyakartaTelp: +62 274 7465375Fax: +62 274 512377FM Cafe & Resto Jl. Sosrowijayan No. 10 Yogyakarta 55271Toko oleh-oleh Pada siang hari tidak banyak penjual makanan kecuali makanan yang dijual di mall dan toko oleh-oleh terutama toko di dalam stasiun tugu yang dekat dengan Maliboro yang menjual bakpia patok, wingko babat, enting-enting kacang, yangko, dan beraneka jenis keripik. Salak pondoh juga menjadi salah satu oleh-oleh wajib dari kota Yogya yang banyak dijual di sekitar pinggiran Malioboro.Mall MalioboroDi mall Malioboro terdapat berbagai jenis makanan mulai dari restoran fast food, western food, sampai Chinese food. Biasanya pada siang hari satu-satunya tempat makan yang diburu para wisatawan yang lelah berbelanja di Malioboro hanya di mall ini.
Di sinilah deretan pedagang kaki lima menjual berbagai macam barang yang unik dan menarik. Mulailah dari berburu batik, asesoris etnik, tas, hingga perabotan rumah tangga seperti taplak meja dan lampu. Semua itu dibandrol dengan harga yang miring asalkan Anda dapat menawarnya dengan lihai. Selain itu, di kawasan ini juga terdapat Mirota Batik, sebuah toko yang menjual pakaian, asesoris yang unik, tas, hiasan untuk mendekorasi rumah, alat musik tradisional, souvenir, dan banyak yang lainnya. Hanya saja di toko ini harganya tidak dapat Anda tawar
Ada banyak jenis hotel, penginapan bahkan losmen bertebaran di sekitar Malioboro. Anda tinggal memilih penginapan mana yang cocok dengan kepribadian dan anggaran Anda.
Di pinggir jalan malioboro Anda bisa menemukan hotel Mutiara, Ibis, Inna Garuda Hotel yang menawarkan akomodasi yang lengkap termasuk kolam renang, restauran dan ruang rapat. Tarif hotel biasanya disesuaikann dengan akomodasi yang disediakan oleh pihak hotel, kisaran harganya mulai Rp.410.688 per malam.
Namun jika Anda ingin sedikit melangkahkan kaki ke dalam gang-gang sekitar jalan malioboro maka Anda akan menemukan banyak hotel dan penginapan seperti di dalam gang sastrowijayan yang sangat terkenal bagi para pelancong. Disini tersedia sejumlah penginapan murah, bersih dan nyaman seperti Hotel 101 Malam yang bergaya etnik jawa, Hotel Merapi dan banyak penginapan milik warga yang bisa Anda sawangi di dalam gang sempit Sastrowijayan. Sedangkan gang Dagem di depan Mall Malioboro menawarkan beberapa hotel melati seperti Hotel Permata, Hotel Peti Mas dan Hotel Kristina.
Jika Anda memiliki anggaran yang lebih, cobalah rebahkan dan manjakan tubuh Anda diperaduan hotel berbintang yang ada di Jogja seperti Grand Quality Hotel, Sheraton Mustika Hotel, Indah Palace Hotel, Novotel dan tentunya Hyatt Regency Yogyakarta. Tapi lokasi hotel-hotel ini tidak dekat dengan Malioboro namun jika anda ingin berjalan-jalan ke Malioboro tidak perlu kawatir karena alat transportasi yang ada siap mengantarkan Anda.Berikut referensi hotel-hotel dan penginapan di sekitar Malioboro dan Yogyakarta:Hotel 101 malamSosrowijayan Wetan, GT I/57, Malioboro, Yogyakarta,Melia purasani yogyakarta hotelJi Suryamatjan, Malioboro, Yogyakarta
Hotel mutiara Jl. Malioboro 18, Yogyakarta 55213Telp: +62-274-563814 atau+62-274-561201
Peti Mas HotelJl. Dagen 27 YogyakartaTelp:+62 274 561938+62 274 513191
Hotel KristinaJl. Dagen No. 71 A YogyakartaTelp/Fax:+62 274 512076
Inna garuda hoteljl. malioboro 60, yogyakarta 55213, Malioboro, Yogyakarta
Hotel Ibis MalioboroJl. Malioboro No. 52-58, Malioboro, YogyakartaTelp: +62-274-516974 atau +62-274-516977
Hotel Merapi Jl. Sastrowijayan GT I, No. 155 yogyakarta    Hotel mutiaraJL. Maliobora No. 18, Yogyakarta 55231(0)27 456 3814
Hyatt Regency Hotel Jl. Palagan Tentara Pelajar, Yogyakarta 55581
The Grand Palace Hotel Jl.Mangkuyudan No.32, Prawirotaman, Yogyakarta
Sheraton Mustika Hotel Jl Laksda Adisucipto KM 8,7 Yogyakarta 55282
Novotel Hotel Jl. Jendral SudirmanTelp: +62-274-580930 atau +62-274-580931
Ambarukmo Palace Hotel Jalan Laksda Adisucipto Yogyakarta IndonesiaTelp: +62-274-488488
Borobudur HotelJl. Magelang Km. 6,3, JomborTelp: +62-274-868271 atau +62-274-868087
Grand Quality Hotel YogyakartaJl Adisucipto No 48Yogyakarta 55281(0)27 448 5005
Indah palace hotel Jalan SisingamangarajaYogyakarta 55153(0)27 438 3738
Begitu  menapakkan kaki  di Malioboro, ada banyak hal yang  bisa Anda lakukan. Mulai dari berbelanja ria di sepanjang  jalan Malioboro dan meniti setiap toko-toko di pasar Beringharjo di siang hari. Lidah Anda akan dimanjakan dengan menyantap makanan di lesehan dan Angkringan pada malam hari. Nikmati pula pertunjukan seni  yang beraneka ragam sambil berjalan-jalan sepanjang jalan Malioboro. Bahkan sekedar duduk santai menikmati suasana Malioboro di kursi depan  Monumen Serangan 11 Maret sudah cukup membawa Anda pada suasana romantis kota penuh kenangan ini.

BERKELILING

Setibanya di wilayah etalase budaya dan seni ini, Anda sebaiknya menyiapkan diri untuk dapat berjalan kaki karena inilah cara paling mengesankan yang tidak akan Anda lupakan. Namun, apabila Anda memang ingin berkeliling dengan cara lain maka kendaraan yang nyaman seperti becak atau andong dapat Anda temukan berjajar di Malioboro. Namun bila jarak yang Anda tempuh terbilang jauh, tidak salah lagi bila taksi, angkot, atau bis dalam kota Anda pilih untuk berkeliling. Kendaraan roda empat dan dua pun tersedia untuk disewa saat Anda berada di Yogyakarta.

TRANSPORTASI

Penerbangan ke Yogyakarta terbuka setiap hari dari Jakarta, Surabaya, atau Denpasar. Selain udara, transportasi darat adalah moda transportasi yang paling mudah untuk dipilih untuk datang ke Yogyakarta. Agar membuat perjalanan lebih mudah dan singkat, Anda bisa menggunakan pesawat dari kota-kota besar seperti Jakarta atau Bali. Dari jakarta dan Bandung Anda juga bisa ke Jogjakarta dengan kereta api selama 8-12 jam. Beberapa agen perjalanan atau penyewaan mobil juga menawarkan perjalanan ke Jogja dari kota-kota besar dengan harga yang terjangkau. Perjalanan akan memakan waktu selama 12 jam dari Jakarta atau Bandung.
Banyak cara untuk mencapai Malioboro, para wisatawan dapat naik bus; bus kota (menggunakan jalur 4) dan bus Transjogja (trayek 3A dan 3B). Semua jenis bus ini dapat ditemui di Terminal Pusat Giwangan atau halte-halte bus yang ada di seputar Jogja. Tarif bus kota saat ini Rp 2.000, sedangkan untuk bus Trans Jogja sebesar Rp 3.000 (April 2008).
Setibanya di wilayah ini, Anda sebaiknya menyiapkan diri untuk dapat berjalan kaki agar perjalanan dari satu daya tarik ke daya tarik lainnya tidak akan terlewatkan, bahkan untuk sejengkal jauhnya. Namun bila waktu dan tenaga Anda harus terpelihara dengan baik, kendaraan yang lebih nyaman seperti becak atau andong dapat Anda temukan berjajar di Malioboro. Namun bila jarak yang Anda tempuh terbilang jauh, tidak salah lagi bila taksi, angkot, atau bis dalam kota Anda pilih untuk mengantar Anda lebih cepat dan nyaman. Kendaraan roda empat dan dua pun tersedia untuk disewa saat Anda berada di Yogyakarta.

FOTO

Tidak ada komentar:

Posting Komentar