Anda yang ingin tinggal di Rantepao tersedia beragam hotel besar maupun kecil yang dapat dipesan melalui agen perjalanan atau langsung di tempat. Apabila Anda memiliki jiwa petualang mengapa tidak untuk mencoba menginap di rumah pedesaan.
Berikut sejulah hotel di Tanah Toraja yang dapat menjadi referensi.
Jl. Kete Kesu, Rantepao, Toraja Utara
Tlp. +62 423 21192
Jl. Londorundun No.62, Tana Toraja
Tlp. +62 423 21583
Jl. Pongtiku No.27, Rantepao, Tana Toraja
Tlp. +62 42321212
Jl. Dr. Ratulangi No.26, Rantepao,
Tlp. +62 423 21060
Jl. Jurusan Palopo, Rantepao
Tlp. +62 423 21122
Jl. Pongtiku GII No.8, Rantepao
Tlp. 423 21344
Jl. Raya Gettengan No.1, Tanah Toraja
Tlp. +62 624 2322444
Anda yang datang ke Toraja akan tertarik pada keunikan budaya juga pada ritualnya terutama upacara penguburan dan kuburannya. Pilhan lainnya adalah melakukan trekking ke pedesaan sekitar Toraja yang hampir tak tersentuh, mencumbu desa-desa terpencil atau berarung jeram di Sungai Sa'dan.
Berkelilinglah ke Londa, Lemo dan Tampang Allo dimana Anda dapat melihat pemakaman yang telah terkenal ke dunia internasional, sebuah pemakaman di dinding berbatu dan gua-gua yang dipenuhi peti mati dan tulang-belulang manusia. Anda tidak perlu takut untuk masuk ke dalam, asal tidak sekali-sekali Anda ada keinginan untuk mengambil tulang belulang mereka.
Datanglah di bulan Juni, Juli, atau Desember untuk menjadi saksi penyembelihan puluhan kerbau dan babi secara kolosal oleh para penjagal. Anda akan melihat bagaimana unik dan sakralnya adat-istiadat di tempat ini. Kerbau bagi masyarakat Toraja merupakan hewan kurban saat upacara kematian, di samping babi. Menurut kepercayaan, arwah kerbau menjadi sarana transportasi bagi arwah yang meninggal untuk menuju puya, yaitu tempat peristirahatan yang terletak di selatan tempat tinggal manusia.
Upacara adat kematian Rambu Solo adalah upacara kematian dimana keluarga yang ditinggalkan membuat pesta sebagai tanda penghormatan kepada yang meninggal. Pesta ini mulai berlangsung satu malam bahkan hingga tujuh malam dengan menyembelih berpuluh-puluh ekor kerbau dan babi bergantung strata sosial dalam masyarakat Toraja.
Untuk melihat tempat tinggal orang Toraja, kunjungi Desa Ke'te Kesu’. Anda akan menemukan deretan Tongkonan dihias indah bersama pendamping lumbung padi. Tongkonan adalah rumah khas Toraja dengan atap mirip pelana atau mengingatkan Anda pada tanduk kerbau. Atapnya terbuat dari bambu yang dibelah dan disusun bertumpuk, namun saat ini banyak juga yang menggunakan seng. Tongkonan memiliki strata sesuai derajat kebangsawanan masyarakat seperti strata emas, perunggu, besi dan kuningan. Dinding rumah tradisional ini dihiasi pola abstrak dan geometris dengan warna hitam alami, merah, dan putih. Ke'te Kesu juga dikenal dengan ukiran bambu dan kerajinan tradisional.
Di Lemo terdapat kuburan yang menempel di dinding khusus bagi bangsawan. Kawasan pekuburan batu ini disebut Lemo karena gua batu terbesarnya berbentuk bundar, menyerupai buah jeruk, dan liang-liang kuburannya seakan membentuk bintik-bintik pada buah jeruk tersebut. Konon, kuburan yang tertua di Lemo ini adalah kuburan seorang tetua adat bernama Songgi Patalo yang berumur 500 tahun. Di Suaya ada makam keluarga raja, sedangkan di dekat Sangala ada kuburan pohon bayi. Kepercayaan Toraja kuno meyakini bahwa bayi dan anak-anak yang mati harus dikubur di sebuah pohon, dimana pohon akan tumbuh di sekitar mayat.
Kunjungi juga Palawa, yaitu pusat tenun Toraja dan desa adat untuk melihat rumah tradisional Tongkonan dan kawasan penguburan sekaligus tempat untuk melakukan upacara dan festival. Lanjutkan perjalanan Anda ke Batu Tumonga di lereng Gunung Sesean sekitar 25km dari Rantepao. Di sini Anda akan menemukan panorama terasering sawah yang indah hijau berkilauan tersebar bersama batu-batu megalitik besar. Sejumlah batu-batu ini telah berubah menjadi kuburan Gua Sa’ dan sampai ke ‘Barana’ adalah pusat anyaman tradisional, berada di Sesean sekitar 16 km sebelah utara Rantepao. Daerah ini dikenal memilki tenun ikat tradisional khas Toraja.
Jika Anda memiliki waktu lebih panjang, kunjungi Marante, 6 km dari timur Rantepao atau Nanggala sekira 11 km dari Rantepao. Di sini Anda bisa lebih dekat dengan jajaran Tongkonan dan melihat indahnya arsitektur bangunan tersebut. Untuk pengalaman berbeda, habiskan hari dengan perjalanan santai dari Rantepao menuju Sadan. Tidak jauh dari situ terdapat jalur pendek menuju Palawa dimana Anda bisa melihat Tongkonan yang diperindah dengan kerangka kepala kerbau.
Ada beberapa area di Rantepao yang dikelilingi oleh Gunung Sesean, yakni puncak tertinggi di area tersebut. Wilayahnya cukup mudah dijangkau hanya saja belum banyak yang mengunjunginya. Gunung Sesean menjulang 2328 m dpl dan bisa didaki selama beberapa jam dari Batutumonga.
BERKELILING
Bemo merupakan alat transportasi setempat dan cara terbaik untuk berkeliling di Rantepao. Terdapat penyewaan motor (Rp15.000,- per jam atau Rp100.000,- per hari). Untuk rombongan dapat menyewa minibus atau mobil beserta pengemudi dengan tarif mulaidari Rp400.000,- per hari.
TRANSPORTASI
Untuk sampai ke Tana Toraja Anda harus terbang ke Bandara Sultan Hasanuddin di Makassar, ibu kota provinsi Sulawesi Selatan. Ada banyak maskapai penerbangan terbang ke dan dari Makassar baik dari Jakarta, Bali, Manado, dan kota-kota lain. (lihat: Penerbangan ke Makassar)
Dari Bandara Hasanuddin, terdapat dua pilihan transportasi yang dapat membawa Anda ke Tana Toraja yaitu menggunakan pesawat kecil berkapasitas 24 orang atau menyewa mobil melalui jalan darat.
Menggunakan pesawat, Anda akan sampai di Bandara Pong Tiku, terletak di Rantetayo, Tana Toraja, dalam waktu 45 menit, sedangkan jika menempuh jalan darat, baru 8 jam kemudian Anda tiba di Tana Toraja. Bandara dioperasikan dengan maskapai Express Air yang terbang dalam dua kali seminggu namun jadwalnya selalu berubah-ubah. Untuk reservasi silahkan menghubungi Express Air Makassar (0411-833555). Bandara ini juga melayani penerbangan charter.
Melalui darat ada banyak bus ke Rantepao dari Makassar setiap hari. Perjalanan ini memakan waktu sekitar 8 jam, termasuk untuk berhenti makan. Tiket harus dibeli di kota dan berangkat dari terminal bus DAYA sekitar 20 menit perjalanan dengan menggunakan Bemo. Tarif bus dimulai dari Rp75-200 ribu dengan berbagai kelas mulai dari Non AC, AC VIP, Executive hingga Super Executive. Jalur darat Makassar-Toraja merupakan jalur yang cukup padat. Sangat banyak operator bus yang mempunyai rute ini. Beberapa perusahaan di Rantepao mengoperasikan bus ke Makassar. Jumlah bus setiap hari tergantung jumlah penumpangnya. Akan lebih baik dan mudah untuk Anda meminta bantuan agen perjalanan berpengalaman dalam menyusun dan mengurus perjalanan ke Toraja.
Anda juga dapat menyewa mobil dari Makassar selama beberapa hari. Ibu kota Toraja adalah Makale tetapi wisatawan biasanya pergi ke kota Rantepao, jantungnya Tana Toraja. Jalan dari Makassar ke Toraja sejauh 130 km akan mengajak Anda menyusuri pesisir yang kemudain berakhir di pegunungan. Anda akan melewati Pasar Mebali dengan latar batu granit dan pegunungan. Keindahan ini sempurna dalam balutan kontras tumbuhan hijau.
FOTO
Tidak ada komentar:
Posting Komentar