Jumat, 25 Desember 2015

TAMAN NASIONAL TELUK CENDRAWASIH

TAMAN NASIONAL TELUK CENDRAWASIH

 viewer: 174394 |  love: 0

TINJAUAN

Teluk Cendrawasih adalah taman nasional dengan perairan terluas di Indonesia. Di kawasan ini berdiam kekayaan biota laut yang amat mengagumkan. TNTC telah menjadi perwakilan ekosistem terumbu karang, pantai, mangrove dan hutan tropika di Papua. Inilah tempat yang dapat menjadi alasan kuat untuk Anda memperpanjang jadwal wisata selama berada di Papua Barat dan atau Papua 

 Teluk Cendrawasih menjadi surga bagi banyak tumbuhan dan hewan baik di darat apalagi di bawah airnya. Lalu yang paling dinantikan adalah perjumpaan dan interaksi dengan raksasa bawah laut, yaitu hiu paus yang ramah. Bagaimana pun, perjumpaan dengan ikan terbesar di muka bumi itu begitu sangat menggoda dan menjadi impian para penyelam. Penyingkapannya di Teluk Cendrawasih adalah sebuah penemuan besar dalam dekade ini.

 

Taman Nasional Teluk Cendrawasih adalah sebuah teluk yang dikelilingi beberapa pulau, di antaranya adalah Pulau Biak, Pulau Yapen, dan daratan utama Pulau Papua. Secara administratif wilayahnya berada di dua kabupaten, yaitu Kabupaten Teluk Wondama, Provinsi Papua Barat dan Kabupaten Nabire, Provinsi Papua. Lokasinya ada di tepi Samudera Pasifik dan merupakan daerah lempengan benua  sehingga menjadikan sangat kaya flora dan fauna. Taman nasional ini mempunyai 14 jenis flora yang dilindungi dan sebagian besar didominasi jenis pohon kasuarina.

 

Apabila Anda mengira bahwa Raja Ampat adalah yang terkaya maka di Teluk Cenderawasih menanti pemandangan yang lebih beragam dengan daya pikat utamanya melihat langsung hiu paus. Kawasan ini meliputi 18 pulau  dengan panjang garis pantai sekira 500 kilometer. Seluruh kawasan cagar lautnya menjadi habitat berbagai jenis burung dan satwa laut, seperti remis raksasa, kura-kura, hiu, penyu, lumba-lumba, dan dugong. 

 

Taman Nasional Teluk Cendrawasih diresmikan tahun 1993 dengan luas sekira 1.453.500 hektar membentang dari timur Semenanjung Kwatisore hingga Pulau Rumberpon. Kawasan TNTC meliputi luas lautan sekira 89,8% dengan terumbu karangnya sekira 5,5%, daratan pulau-pulaunya sekira 3,8%, serta daratan dan pesisir pantainya hanya sekira 0,9%. Anda tidak harus menjelajah semuanya untuk menikmati keindahan Teluk Cendrawasih tetapi hanya perlu meyambangi beberapa tempat saja di antaranya adalah: Pulau Yoop, Pulau Nusrowi, Pulau Mioswaar, Pulau Numfor, dan Pulau Rumberpon.

 

Adalah sangat mengesankan apa yang ada di bawah lautnya dimana persentase karang hidupnya mencapai 65,64% atau jika ditotal memakan area seluas 70.000 hektare. Di sini berdiam sekira 36 jenis burung, 196 jenis moluska, 209 jenis ikan, serta paus dan lumba-lumba. Kawasan ini juga menjadi tempat bagi empat jenis penyu yang dilindungi, yaitu penyu sisik (Eretmochelys imbricata), penyu hijau (Chelonia mydas), penyu lekang (Lepidochelys olivaceae), dan penyu belimbing (Dermochelys coriacea).

 

Perairan Teluk Cenderawasih adalah kawasan konservasi laut terbesar di Indonesia sekaligus menjadi pusat penelitian hiu paus atau whale shark (Rhincodon typus) di dunia dengan kerja sama antara pemerintah, swasta, masyarakat, perguruan tinggi dan LSM dalam dan luar negeri. Pengamatan hiu paus di Kwatisore telah dijadikan lokasi penelitian. Di sini hiu paus sering muncul ke permukaan dan terbiasa berinteraksi dengan nelayan. Umumnya mereka muncul di sekitar bagan (rumah terapung tempat menangkap ikan) yang banyak ditemukan di sepanjang perairan Kwatisore.

 

Taman Nasional Teluk Cendrawasih telah menjadi surga bagi para penikmat wisata bahari dan bawah laut internasional. Selain itu, kawasan ini juga memiliki wisata jelajah gua yang ada di Pulau Mioswaar, sekaligus merupakan sumber air panas yang mengandung belerang. Di gua ini pun terdapat kerangka leluhur suku Wandau yang amat dijaga keberadaannya dan dipercaya sebagai manusia pertama yang datang ke pulau ini. Hal serupa juga terdapat di Pulau Numfor dimana terdapat tengkorak manusia serta piring antik dan peti berukir yang sangat tinggi nilai sejarah dan budaya.

 

AKTIVITAS

AKOMODASI, KEGIATAN

Di kawasan Taman Nasional Teluk Cendrawasih belum tersedia hotel maupun penginapan. Umumnya dive operator diving memberi pelayanan tinggal di atas kapal atau live-aboard selama 4-10 hari. Semua kebutuhan harian tersedia di sini, mulai dari tempat tidur, makanan, air tawar, peralatan dan pemandu diving, dan lainnya. Paket penyelaman seperti ini memang lebih mahal daripada pilihan generik lainnya tetapi absolut sekali bahwa live-aboard dapat membawa Anda menyambangi dan menyelami pulau-pulau kecil yang tersebar satu persatu di TNTC.
 Akan tetapi, apabila Anda berniat untuk bermalam maka dapat menetap di pondok wisata BTNTC di Distrik Rumberpon dengan menghubunginya terlebih dahulu. Pilihan lain  adalah Anda tinggal di rumah-rumah penduduk dengan menyewanya.
 Ada juga Ahe Resort yang dikelola orang asing dengan menawarkan paket selama satu minggu (USD 1.120) sudah termasuk transfer, pemandu, dan makan. Tempat ini ideal untuk Anda penyelam profesional dan petualang. Kunjungi websitenya:www.ahediveresort.com
Bukit-bukit hijau di TNTC mengelilingi teluk ini begitu indah dihiasi ratusan burung camar menjadi latar belakang menawan. Anda dapat menikmati pemandangan itu dengan ditemani Matahari terbenam dan berbekal air kelapa atau langsung memetiknya. Di sepanjang pesisir pantainya terdapat hutan mangrove dan hewan yang dapat Anda amati. Umumnya penyelam yang datang ke sini akan memanfaatkan tinggal di perahu (live aboard) untuk menjelajah banyak titik menyelam di TNTC.
Hal paling menarik dapat ditemukan di Teluk Cenderawasih adalah keberadaan hiu paus atau whale shark (Rhincodon typus) tepatnya di Kwatisore. Hewan raksasa yang jinak ini memiliki panjang mencapai 14 meter tetapi hanya memakan ikan teri kecil (ikan puri) dan plankton. Hiu paus ini dapat dipanggil dengan cara melempar ikan puri ke laut kemudian hewan cantik ini akan menyembul ke permukaan air. Jangan heran, banyak penyelam saat snorkeling atau diving berenang begitu dekat dengan hewan ini. Akan tetapi, sekagum apa pun pada hewan cantik yang menjadi penemuan ikan besar dekade ini tetap jangan menyentuhnya. Alternatif untuk menemui hiu paus di Teluk Cendrawasih adalah di Ahe, bagian dari kepulauan Harlem atau  sekira 1,5 jam dari Nabire dengan perahu. Perjalanan dengan cara live aboard adalah yang paling logis untuk menjelajahi banyak titik menyelam secara sekaligus di TNTC yang sulit dijangkau, tersebar, dan jauh dari daratan. Pilihlah operator yang tepat sesuai kebutuhan Anda. Pihak operator akan mengatur segala kebutuhan Anda selama tinggal berhari-hari di atas kapal. Mereka juga akan mengarahkan pada banyak titik menyelam, mengatur perlengkapan, mengecek arus, menunggu dan memandu Anda selama penyelaman, hingga melayani kebutuhan makanan.
Di Taman Nasional Laut Teluk Cendrawasih Anda dapat menikmati wisata bahari ke beberapa pulau-pulau dengan kakayaan bawah laut yang mengagumkan. Di sini tercatat ada lebih dari 209 jenis ikan, diantaranya adalah ornate ghost pipefish, bumphead parrotfish, wobbegongs, cockatoo waspfish, butterflyfish, angelfish, damselfish, parrotfish, rabbitfish, dan anemonefish. Di sini Anda dapat juga menemukan ikan duyung (Dugong dugon), paus biru (Balaenoptera musculus), ketam kelapa (Birgus latro), lumba-lumba, dan hiu paus yang menjadi bintang atraksinya. 

Selain itu, Taman Nasional Teluk Cendrawasih juga menjadi habitat dari empat jenis penyu, yaitu: penyu sisik (Eretmochelys imbricata), penyu hijau (Chelonia mydas), penyu lekang (Lepidochelys olivaceae), dan penyu belimbing (Dermochelys coriacea). Ada juga beragam moluska seperti keong cowries (Cypraea spp.), keong strombidae (Lambis spp.), keong kerucut (Conus spp.), triton terompet (Charonia tritonis), dan kima raksasa (Tridacna gigas).
Area pantai di Teluk Cenderawasih memang hanya sekira 0,9% dari total wilayahnya tetapi menyuguhkan panorama pantai yang indah, salah satunya adalah Pantai Serui. Di ini dapat Anda nikmati pantai dengan pasir putih, air yang jernih, dan ombak yang tenang. 
Ada beberapa lokasi menarik untuk disambangi di kawasan yang cukup luas ini, yaitu seperti Pulau Rumberpon dimana ada lokasi untuk mengamati burung dan rusa. Pulau ini juga memiliki tempat menyelam dan snorkeling yang indah serta bangkai pesawat tempur Jepang yang jatuh di laut saat Perang Dunia II. Pilihan lain adalah menyambangi Pulau Nusrowi yang sama juga untuk menyelam dan snorkeling, serta pengamatan satwa.
Di Pulau Mioswaar dapat Anda temukan sumber air panas dan air terjun. Di sini juga Anda dapat menyelam, snorkeling, mengamati satwa atau berinteraksi dengan budaya masyarakat setempat.
 Di Pulau Yoop, Wendesi, Wasior, dan Yomber dapat menjadi lokasi favorit untuk melihat ikan paus dan ikan lumba-lumba serta melihat sejumlah peninggalan kolonial dari abad 18.
Sementara itu, di Pulau Roon ada juga tempat untuk menyelam dan snorkeling, mengamati satwa, air terjun, serta wisata budaya dan gereja tua. Umat Kristiani banyak yang berkunjung ke sebuah gereja di Desa Yende (Pulau Roon) untuk melihat kitab suci terbitan tahun 1898.
Di Pulau Numfor dan Misowaar terdapat gua pra-sejarah dengan kerangka manusia dari zaman pra-sejarah, lengkap dengan lukisan-lukisan karya mereka, piring antik dan peti berukir.
Di Tanjung Manggar ada sebuah gua dalam air dengan kedalaman 100 kaki. Gua alam ini merupakan peninggalan zaman purba dan memiliki sumber air panas yang mengandung belerang tanpa kadar garam.

FOTO

Tips

Saat terbaik untuk mengunjungi taman nasional terluas di Indonesia ini adalah pada Mei hingga Oktober meskipun hiu paus selalu ada sepanjang tahun. Anda harus mendapat izin terlebih dahulu dari pengelola atau pemerintah daerah setempat. Bagaimanapun ini untuk keselamatan dan data pengunjung. Informasi lebih lanjut silakan menghubungi pihak berikut.

Kantor Taman Nasional Teluk Cendrawasih
Jalan Trikora Wosi Rendani, Kotak Pos 229
Manokwari 98312, Papua Barat
Telp. (0986) 212212; 
Fax. (0986) 212437
E-mail : btntc@manokwari.wasantara.net.id

Bagaimana pun juga perjalanan dengan cara live-aboard adalah yang paling logis untuk menjelajahi banyak titik menyelam secara sekaligus di TNTC yang sulit dijangkau, tersebar, dan jauh dari daratan. Pilihlah operator yang tepat sesuai kebutuhan Anda. Perhatikan instruksi dive operator saat menyelam di TNTC, penting juga memerhatikan kedisiplinan waktu saat menyelam, waktu istirahat, dan peringatan untuk tidak menyentuh hiu paus meskipun mereka begitu jinak dan bersahabat.
  
Dive Operator Listing di Teluk Cendrawasih
 Grand Komodo and Dive Paradise Indonesia
www.komodoalordive.com
Grandkomodo@telkom.net
Telp. +62 361 842 7070; 361 808 5858
Fax. +62 361 271 536

Pearl of Papua 
www.papualiveboard.com
Info@papualive-aboard.com
Telp. +62 81201045622; 85782261760
Dapat dikatakan kapal ini sangat nyaman dengan pelayanan kamar mandi mewah, kuliner lezat, hingga layanan spa dan pijat dengan meja portable. Memiliki 7 kabin untuk 14 orang dan petualangan menyelam di perairan Papua seperti Raja Ampat, Misool, dan Teluk Cendrawasih. 

Papua Diving
KRI Eco Resort on KRI Island 
www.papua-diving.com
Info@papua-diving.com
Telp. +62 951 325 274

BERKELILING

TRANSPORTASI

Untuk datang ke Taman Nasional Teluk Cendrawasih, Anda yang datang dari Indonesia bagian Barat maka dapat memanfaatkan penerbangan Garuda dan Lion dari JakartaSurabaya, Denpasar, Makassar untuk menuju Biak. Berikutnya dari Biak menggunakan pesawat Susi Air ke Manokwari atau Nabire. Tersedia juga tentunya penerbangan dari Jayapura ke Biak.
Anda yang datang dari Jakarta dapat memanfaatkan penerbangan dengan Batavia ke Manokwari untuk selanjutnya melanjutkan perjalanan menggunakan kapal motor sejauh 95 km. 
Alternatif lain Anda masuk melalui Bandara di Nabire untuk kemudian melanjutkan perjalanan ke Taman Nasional Laut Teluk Cendrawasih menggunakan perahu motor sejauh 38 km atau sekira 3 jam.
Dari JakartaSurabayaMakassar dan Jayapura tersedia transportasi kapal laut ke Manokwari atau Nabire. Dari sana Anda dapat menggunakan longboat dengan waktu sekira 6 jam ke Taman Nasional Teluk Cendrawasih tepatnya di Pulau Rumberpon. Pilihan lain dari Manokwari ke Ransiki dengan kendaraan darat sekira tiga jam dilanjutkan dengan motorboat sekitar 2,5 jam. Ada pula kapal perintis PELNI yang biasa singgah ke taman nasional ini tetapi hanya satu bulan sekali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar